Massa Swissindo Datangi Bank Mandiri Bukan untuk Pencairan tapi Buka Rekening

Massa Swissindo Datangi Bank Mandiri Bukan untuk Pencairan tapi Buka Rekening

CIREBON - Massa Swissindo dangan membawa voucher Monetery One (M1) ke Bank Mandiri pada tanggal 18 Agustus 2017 lalu, bukanlah untuk pencairan dana. Namun, untuk mendaftarkan rekening baru atau registrai di Bank Mandiri. \"Karena untuk membayar ke masyarakat senilai Rp 15.600.000 itu jumlahnya besar dan menyangkut orang banyak. Kita daftarkan dulu, dan itu semua gratis biayanya. Kita yang nanggung,\" kata pimpinan World Prime Minister (Perdana Menteri) United Nation (UN) Swissindo, Hananto saat ditemui radarcirebon.com di kompleks perumahan Griya Caraka, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, Senin (21/8). (Baca: Bank Mandiri Buat Edaran, Tongam Sebut Aktivitas Swissindo Ilegal) Hananto mengaku, dalam hal ini sudah bekerja sama dengan pimpinan sejumlah bank seperti Bank Mandiri pusat. Namun entah mengapa pelaksanaannya belum terealisasikan. Menurut Hananto, Bank Mandiri sudah mengonfirmasi dan memerintahkan ke semua anggota Swissindo untuk melakukan pembukaan rekening atau registrasi secara serentak pada tanggal 18 Agustus. Namun, tanpa sebab Bank Mandiri belum melaksanakannya. \"Kita tadi cuma tes, dengan memberitahu masyarakat bahwa mulai tanggal 17, kami minta daftarkan sebagai nasabah baru. Rupanya entah bagaimana Bank Mandiri tidak melaksanakan seperti itu dan belum siap,\" ujarnya. Hananto juga mengatakan, jumlah anggota yang terdaftar di Swissindo banyak. Terutama bagi yang memiliki E-KTP. Sehingga jumlahnya pun jutaan orang. (Baca: Ajak 10 Anggota Keluarga Daftar Swissindo, Nono Gigit Jari saat di Bank) Karena bagi yang mendapatkan voucher anggota Swissindo tidak dipungut biaya sepeser pun. Kalaupun hanya bayar uang sejumlah Rp 10 ribu itu hanya infak dan keikhlasan anggota. \"Yang menerima voucer itu yang punya E-KTP. Dan voucer juga gratis, tidak dipungut biaya apa pun. Kita tidak mengambil dokumen apa pun. Kalau sekarang yang punya voucher sudah 5 sampai 10 jutaan orang,\" katanya. (cecep)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: